Minggu, 21 November 2010

DEMO DI MAKASSAR MENENTANG KEHADIRAN SBY.

Demo menolak kedatangan SBY di Makassar berbuntut saling lempar batu antara mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas 45 Makassar versus polisi. Mahasiswa merusak mobil polisi yang diparkir tidak jauh dari kedua kampus. Mahasiswa demo dengan membakar ban dan menutup jalan depan kampusnya. Saat demo hendak dibubarkan oleh polisi dari Polrestabes Makassar, mahasiswa melawan sehingga terjadi bentrokan yang akhirnya mahasiswa dipukul mundur oleh aparat polisi karena jumlahnya lebih banyak.
Sementara itu sekitar 150 mahasiswa Universitas Negeri Makassar dihalau aparat kepolisian di Jalan AP Pettarani, Selasa (19/10) pagi. Mahasiswa berunjukrasa atas kedatangan Presiden SBY. Para mahasiswa hanya berjarak sekitar 100 meter dari Hotel Clarion, tempat SBY bertemu dengan gubernur se Indonesia. Aksi mahasiswa ini hanya berselang 5 menit sebelum iring-iringan Presiden tiba di lokasi acara.

Polisi dan tentara yang berada di lokasi berusaha menghalau mahasiswa yang hendak menembus blokade pengamanan. Polisi menggunakan tameng, dan tentara dilengkapi senjata laras panjang. Aksi ini tidak berujung bentrok karena mahasiswa memilih mundur. Kepala Kepolisian Sektor Kota Tamalate, Ajun Komisaris Suaeb Majid yang mengawal mahasiswa mengaku polisi melakukan pendekatan persuasif agar kelompok mahasiswa tidak menggelar demostrasi.
Di sejumlah kampus, ditempatkan polisi yang melakukan penjagaan. Kampus tersebut adalah Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin, dan Universitas Muhammadiyah Makassar. Sepanjang Jalan Pettarani yang dilalui rombongan presiden juga dijaga ketat aparat gabungan tentara dan polisi. Kampus yang berdekatan dengan jalur itu juga dijaganya.
Dalam orasinya, mahasiswa menuntut antara lain, SBY turun dengan ikhlas, rombak kabinet Indonesia bersatu jilid II secara total, nasionalisasi semua aset2 dan sumberdaya alam Indonesia.
Seharusnya mahasiswa lebih berfikir jernih untuk kasus ini. Kalaupun ingin menyampaikan aspirasinya, hendaknya tetap menjaga norma kesopanan dan tetap menjunjung tinggi keadilan. Tidak semata-mata hanya menuruti emosi saja. Untuk hal ini saja sudah banyak merugikan berbagai pihak. Baik itu moril maupun materil. Jika mahasiswa ada yang, saya harap dan yakin itu untuk hal yang baik. Harapan kami, bapak presiden juga aman dan pelaksanaan raker berjalan baik Kita juga tidak bisa seenaknya men judge bahwa presiden kita itu tidak baik dalam kinerjanya selama ini. Bagaimanapun beliau itu seorang presiden. Tidak mudah menjadi sosok pemimpin seperti beliau. Apalagi tugas beliau yang terhitung padat. Mungkin beliau masih belum melaksanakan rencana-renacan yang sudah dibuat. Menurut saya Itu semata-mata bukan disengaja. Melainkan karena beliau sibuk dengan urusan lainnya. Kalau pun kita tidak suka dengan kinerja beliau, untuk apa kita memilihnya tahun lalu sebagai presiden..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar